Sabtu, 11 Desember 2010

STRATIFIKASI SOSIAL

GALIH HERNIAWAN
32410917
1ID04 


STRATIFIKASI SOSIAL


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita penjatkan kehadirat Allah SWT, yang atas rahmat-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan tugas penulisan ini yang berjudul “Stratifikasi sosial”.
Tugas Penulisan tersebut adalah merupakan salah satu tugas dan persyaratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Ilmu Budaya Dasar di Universitas Gunadarma di Bekas.
Dalam tugas Penulisan ini penulis merasa masih banyak kekurangan-kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan dan keterbatasan yang dimiliki penulis.
Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis harapkan demi penyempurnaan pembuatan tugas penulisan ini. penulis berharap semoga Allah memberikan ilmu yang bermanfaat bagu saya dan pembaca sekalian,diberikan pahala dan imbalan yang setimpal pada mereka yang telah memberikan bantuan, dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah, Amiin.


Bekasi 5 Desember 2010
penulis


Pengertian
Definisi sistematik antara lain dikemukakan oleh Pitirim A. Sorokin bahwa pelapisan sosial merupakan pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat (hierarkis). Perwujudannya adalah adanya lapisan-lapisan di dalam masyarakat, ada lapisan yang tinggi dan ada lapisan-lapisan di bawahnya. Setiap lapisan tersebut disebut strata sosial. P.J. Bouman menggunakan istilah tingkatan atau dalam bahasa belanda disebut stand, yaitu golongan manusia yang ditandai dengan suatu cara hidup dalam kesadaran akan beberapa hak istimewa tertentu dan menurut gengsi kemasyarakatan. Istilahstand juga dipakai oleh Max Weber.
Stratifikasi sosial (Social Stratification) berasal dari kata bahasa latin “stratum” (tunggal) atau “strata” (jamak) yang berarti berlapis-lapis. Dalam Sosiologi, stratifikasi sosial dapat diartikan sebagai pembedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas secara bertingkat. 
Beberapa definisi stratifikasi sosial :

a. Pitirim A. Sorokin
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai perbedaan penduduk atau masyarakat ke dalam kelas-kelas yang tersusun secara bertingkat (hierarki).

b. Max Weber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk dalam suatu sistem sosial tertentu ke dalam lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi kekuasaan, previllege dan prestise.

c. Cuber
Mendefinisikan stratifikasi sosial sebagai suatu pola yang ditempatkan di atas kategori dari hak-hak yang berbeda. 

Pengelompokan secara vertikal Berdasarkan posisi, status, kelebihan yang dimiliki, sesuatu yang dihargai.Distribusi hak dan wewenang Kriteria ekonomi, pendidikan, kekuasaan, kehormatan

SEBAB-SEBAB TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Setiap masyarakat mempunyai sesuatu yang dihargai, bisa berupa kepandaian, kekayaan, kekuasaan, profesi, keaslian keanggotaan masyarakat dan sebagainya. Selama manusia membeda-bedakan penghargaan terhadap sesuatu yang dimiliki tersebut, pasti akan menimbulkan lapisan-lapisan dalam masyarakat. Semakin banyak kepemilikan, kecakapan masyarakat/seseorang terhadap sesuatu yang dihargai, semakin tinggi kedudukan atau lapisannya. Sebaliknya bagi mereka yang hanya mempunyai sedikit atau bahkan tidak memiliki sama sekali, maka mereka mempunyai kedudukan dan lapisan yang rendah. 
Seseorang yang mempunyai tugas sebagai pejabat/ketua atau pemimpin pasti menempati lapisan yang tinggi daripada sebagai anggota masyarakat yang tidak mempunyai tugas apa-apa. Karena penghargaan terhadap jasa atau pengabdiannya seseorang bisa pula ditempatkan pada posisi yang tinggi, misalnya pahlawan, pelopor, penemu, dan sebagainya. Dapat juga karena keahlian dan ketrampilan seseorang dalam pekerjaan tertentu dia menduduki posisi tinggi jika dibandingkan dengan pekerja yang tidak mempunyai ketrampilan apapun.

PROSES TERJADINYA STRATIFIKASI SOSIAL
Stratifikasi sosial terjadi melalui proses sebagai berikut:
a. Terjadinya secara otomatis, karena faktor-faktor yang dibawa individu sejak lahir. Misalnya, kepandaian, usia, jenis kelamin, keturunan, sifat keaslian keanggotaan seseorang dalam masyarakat.
b. Terjadi dengan sengaja untuk tujuan bersama dilakukan dalam pembagian kekuasaan dan wewenang yang resmi dalam organisasi-organisasi formal, seperti : pemerintahan, partai politik, perusahaan, perkumpulan, angkatan bersenjata.

KRITERIA DASAR PENENTU STRATIFIKASI SOSIAL
Kriteria atau ukuran yang umumnya digunakan untuk mengelompokkan para anggota masyarakat ke dalam suatu lapisan tertentu adalah sebagai berikut :
a. Kekayaan
Kekayaan atau sering juga disebut ukuran ekonomi. Orang yang memiliki harta benda berlimpah (kaya) akan lebih dihargai dan dihormati daripada orang yang miskin.

b. Kekuasaan
Kekuasaan dipengaruhi oleh kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat. Seorang yang memiliki kekuasaan dan wewenang besar akan menempati lapisan sosial atas, sebaliknya orang yang tidak mempunyai kekuasaan berada di lapisan bawah.
c. Keturunan
Ukuran keturunan terlepas dari ukuran kekayaan atau kekuasaan. Keturunan yang dimaksud adalah keturunan berdasarkan golongan kebangsawanan atau kehormatan. Kaum bangsawan akan menempati lapisan atas seperti gelar :
- Andi di masyarakat Bugis,
- Raden di masyarakat Jawa,
- Tengku di masyarakat Aceh, dsb.
d. Kepandaian/penguasaan ilmu pengetahuan
Seseorang yang berpendidikan tinggi dan meraih gelar kesarjanaan atau yang memiliki keahlian/profesional dipandang berkedudukan lebih tinggi, jika dibandingkan orang berpendidikan rendah. Status seseorang juga ditentukan dalam penguasaan pengetahuan lain, misalnya pengetahuan agama, ketrampilan khusus, kesaktian, dsb.


SIFAT STRATIFIKASI SOSIAL

Menurut Soerjono Soekanto, dilihat dari sifatnya pelapisan sosial dibedak menjadi sistem pelapisan sosial tertutup, sistem pelapisan sosial terbuka, dan sistem pelapisan sosial campuran.
a. Stratifikasi Sosial Tertutup (Closed Social Stratification)
Stratifikasi ini adalah stratifikasi dimana anggota dari setiap strata sulit mengadakan mobilitas vertikal. Walaupun ada mobilitas tetapi sangat terbatas pada mobilitas horisontal saja. 
Contoh:
- Sistem kasta. Kaum Sudra tidak bisa pindah posisi naik di lapisan Brahmana.
- Rasialis. Kulit hitam (negro) yang dianggap di posisi rendah tidak bisa pindah kedudukan di posisi kulit putih.
- Feodal. Kaum buruh tidak bisa pindah ke posisi juragan/majikan.

b. Stratifikasi Sosial Terbuka (Opened Social Stratification)
Stratifikasi ini bersifatdinamis karenamobilitasnya sangatbesar. Setiap anggota strata dapat bebas melakukan mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal.
Contoh:
- Seorang miskin karena usahanya bisa menjadi kaya, atau sebaliknya.
- Seorang yang tidak/kurang pendidikan akan dapat memperolehpendidikan asal ada niat dan usaha.

c. Stratifikasi Sosial Campuran
Stratifikasi sosial campuran merupakan kombinasi antara stratifikasi tertutup dan terbuka. Misalnya,seorang Bali berkasta Brahmana mempunyai kedudukan terhormat di Bali, namun apabila ia pindah ke Jakarta menjadi buruh, ia memperoleh kedudukan rendah. Maka, ia harus menyesuaikan diri dengan aturan kelompok masyarakat di Jakarta.

Fungsi Stratifikasi Sosial
Stratifikasi sosial dapat berfungsi sebagai berikut :
a. Distribusi hak-hak istimewa yang obyektif, seperti menentukan penghasilan,tingkat kekayaan, keselamatan dan wewenang pada jabatan/pangkat/ kedudukan seseorang.
b. Sistem pertanggaan (tingkatan) pada strata yang diciptakan masyarakat yang menyangkut prestise dan penghargaan, misalnya pada seseorang yangmenerima anugerah penghargaan/ gelar/ kebangsawanan, dan sebagainya.
c. Kriteria sistem pertentangan, yaitu apakah didapat melalui kualitas pribadi,keanggotaan kelompok, kerabat tertentu, kepemilikan, wewenang atau kekuasaan.
d. Penentu lambang-lambang (simbol status) atau kedudukan, seperti tingkah\ laku, cara berpakaian dan bentuk rumah.
e. Tingkat mudah tidaknya bertukar kedudukan.
f. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki sistem sosial yang sama dalam masyarakat.
Stratifikasi sosial merupakan suatu konsep dalam sosiologi yang melihat bagaimana anggota masyarakat dibedakan berdasarkan status yang dimilikinya. Status yang dimiliki oleh setiap anggota masyarakat ada yang didapat dengan suatu usaha (achievement status) dan ada yang didapat tanpa suatu usaha (ascribed status). Stratifikasi berasal dari kata stratum yang berarti strata atau lapisan dalam bentuk jamak.

Pitirin A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi sebagai pembedaan penduduk atau anggota masyarakat ke dalam kelas-kelas secara hierarkis. Sedangkan menurut Bruce J. Cohen sistem stratifikasi akan menempatkan setiap individu pada kelas sosial yang sesuai berdasarkan kualitas yang dimiliki.

Stratifikasi dapat terjadi dengan sendirinya sebagai bagian dari proses pertumbuhan masyarakat, juga dapat dibentuk untuk tercapainya tujuan bersama. Faktor yang menyebabkan stratifikasi sosial dapat tumbuh dengan sendirinya adalah kepandaian, usia, sistem kekerabatan, dan harta dalam batas-batas tertentu.


Dasar-dasar pembentukan pelapisan sosial
Ukuran atau kriteria yang menonjol atau dominan sebagai dasar pembentukan pelapisan sosial adalah sebagai berikut.

Ukuran kekayaan
Kekayaan (materi atau kebendaan) dapat dijadikan ukuran penempatan anggota masyarakat ke dalam lapisan-lapisan sosial yang ada, barang siapa memiliki kekayaan paling banyak mana ia akan termasuk lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial, demikian pula sebaliknya, pa tidak mempunyai kekayaan akan digolongkan ke dalam lapisan yang rendah. Kekayaan tersebut dapat dilihat antara lain pada bentuk tempat tinggal, benda-benda tersier yang dimilikinya, cara berpakaiannya, maupun kebiasaannya dalam berbelanja.
==== Ukuran kekuasaan dan wewenang ====ÂĎ Seseorang yang mempunyai kekuasaan atau wewenang paling besar akan menempati lapisan teratas dalam sistem pelapisan sosial dalam masyarakat yang bersangkutan. Ukuran kekuasaan sering tidak lepas dari ukuran kekayaan, sebab orang yang kayadalam masyarakat biasanya dapat menguasai orang-orang lain yang tidak kaya, atau sebaliknya, kekuasaan dan wewenang dapat mendatangkan kekayaan.

Ukuran kehormatan
Ukuran kehormatan dapat terlepas dari ukuran-ukuran kekayaan atau kekuasaan. Orang-orang yang disegani atau dihormati akan menempati lapisan atas dari sistem pelapisan sosial masyarakatnya. Ukuran kehormatan ini sangat terasa pada masyarakat tradisional, biasanya mereka sangat menghormati orang-orang yang banyak jasanya kepada masyarakat, para orang tua ataupun orang-orang yang berprilaku dan berbudi luhur.




Ukuran ilmu pengetahuan
Ukuran ilmu pengetahuan sering dipakai oleh anggota-anggota masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan. Seseorang yang paling menguasai ilmu pengetahuan akan menempati lapisan tinggi dalam sistem pelapisan sosial masyarakat yang bersangkutan. Penguasaan ilmu pengetahuan ini biasanya terdapat dalam gelar-gelar akademik (kesarjanaan), atau profesi yang disandang oleh seseorang, misalnya dokter, insinyur, doktorandus, doktor ataupun gelar profesional seperti profesor. Namun sering timbul akibat-akibat negatif dari kondisi ini jika gelar-gelar yang disandang tersebut lebih dinilai tinggi daripada ilmu yang dikuasainya, sehingga banyak orang yang berusaha dengan cara-cara yang tidak benar untuk memperoleh gelar kesarjanaan, misalnya dengan membeli skripsi, menyuap, ijazah palsu dan seterusnya.
PEMBAHASAN
PERMASALAHAN STRATIFIKASI MASYARAKAT DI TUNGKAK SOROSUTAN DALAM KEADAAN STATUSNYA TERMASUK GOLONGAN BAGIAN BAWAH.
Masyarakat di Tungkak Sorosutan yang memakai sistem pinjam meminjam uang sebagai cara pemenuh kebutuhan. Walaupun minoritas masyarakat disana ada yang tidak memanfaatkan sistem ini sebagai pemenuh kebutuhan. Tetapi pada kenyataannya budaya pinjam meminjam uang ini sudah sangat melekat dalam kehidupan masyarakat di tungkak sorosutan ini.
Sistem pinjam meminjam yang dipakai mayoritas masyarakat Tungkak Sorosutan ini, secara tidak langsung mendorong peneliti untuk menilik strata sosial masyarakatnya. Strata sosial masyarakat adalah lapisan sosial yang membagi masyarakat berdasar kekayaan,kedudukan,dan kekuasaan menjadi tiga golongan, yaitu :
·         golongan atas yang terdiri atas gololgan orang-orang yang memiliki kekayaan,kedudukan,dan kekuasaan diatas rata-rata orang pada umumnya ;
·         golongan menengah yang terdiri atas orang-orang yang memiliki kekayaan, kedudukan,dan kekuasaan di atas standar tidak lebih dan tidak kurang ;
·         golongan bawah adalah orang-orang yang tidak memiliki apapun untuk diandalkan atau yang sering disebut sebagai golongan orang-orang miskin.
Dan di Tungkak ini golongan menengah kebawah yang mendominasi. Sehingga kemampuan mereka untuk tidak pinjam meminjam uang sangat kecil. Hal itu karena terbatasnya kemampuan perekonomian masyarakat.
Oleh karena asumsi tentang adanya keterkaitan antara strata sosial masyarakat dengan sistem pinjam meminjam uang , yang kemungkinan antara si pemberi pinjaman melakukan kegiatan itu guna menambah kekayaan. Yang hal itu sangat penting guna mempertahankan status. Pemikiran semacam ini sangat mungkin dipengaruhi paham kapitalisme. Paham kapitalisme mendorong orang untuk menimbun kekayaan, yang salah satu caranya dengan meminjamkan uang dan membuat orang semakin kaya dan secara tidak langsung status mereka di masyarakat pun meningkat . Sedangkan si peminjam melakukan karena dorongan pemenuhan kebutuhan juga karena posisi mereka yang golongan bawah yang sangat kecil mengenyam pendidikan. Sehingga pengetahuan mereka tentang pinjam meminjam itu sangat kecil. Persoalan-persoalan inilah yang menuntut untuk diteliti lebih mendalam.
ANALISA

Dari kesimpulan diatas dapat menunjukkan dan dapat di buktikan bahwa siapa yang paling kuat atas segala nya maka ia akan lebih di pandang dari pada yang tidak bias mencapai hasil yang maksimal,
Contohnya : barang siapa yang paling kaya maka ia akan mendapat kan posisi yang tingkatan nya paling atas  dan barang siapa yang paling miskin atas posisi tingkatan nya maka ia akan mendapatkan posisi yang ter bawah.
Dapat di tunjukan bahwa posisi atau kedudukan suatu masyarakat dapat disimpulkan dari derajat atau kedudukan atas dirinya.


Kamis, 25 November 2010

Tugas Softskill


TUGAS SOFTSKILL

ILMU SOSIAL DASAR




Galih herniawan ( 32410917 )
1ID04
TEKNIK INDUSTRI


UNIVERSITAS GUNADARMA 2010/2011






KATA  PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Tuhan  Yang Maha Esa karena atas berkah dan karunianya Lah saya masih dapat menyelesaikan makalah ini.

Dalam  makalah  ini  saya akan  membahas  masalah  tentang mengapa masyarakat di lereng merapi enggan mengungsi.

Semoga hasil makalah ini dapat bermanfaat bagi pengethuan dan kontribusi bagi seluaruh mahasiswa bidang Teknik Industri. Dalam penyampain makalah ini masih banyak kekurangan yang saya buat, untuk itu saya mohon bimbingan dari dosen pembimbing yang mengajar dalam mata kuliah Ilmu Sosial Dasar.

Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih



                                                                Bekasi, 16 November  2010
                                                                             Penulis,







BAB 1
PENDAHULUAN
1.1          Latar belakang
Merapi (ketinggian puncak 2.968 m dpl, per 2006) adalah gunung berapi di bagian tengah Pulau Jawa dan merupakan salah satu gunung api teraktif di Indonesia. Lereng sisi selatan berada dalam administrasi Kabupaten SlemanDaerah Istimewa Yogyakarta, dan sisanya berada dalam wilayah Provinsi Jawa Tengah, yaituKabupaten Magelang di sisi barat, Kabupaten Boyolali di sisi utara dan timur, sertaKabupaten Klaten di sisi tenggara.
Di bulan April dan Mei 2006, mulai muncul tanda-tanda bahwa Merapi akan meletus kembali, ditandai dengan gempa-gempa dan deformasi. Pemerintah daerah Jawa Tengah dan DI Yogyakarta sudah mempersiapkan upaya-upaya evakuasi. Instruksi juga sudah dikeluarkan oleh kedua pemda tersebut agar penduduk yang tinggal di dekat Merapi segera mengungsi ke tempat-tempat yang telah disediakan.

1.2          TUJUAN
Tujuan pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut
· Menambah pengetahuan yang diharapkan bermanfaat bagi kita semua
· Mengetahui mengapa masyarakat lereng gunung merapi enggan mengungsi











Awas Merapi Abaikan Peringatan, Warga Merapi Enggan Mengungsi

VHRmedia, Magelang – Warga lereng selatan Merapi tidak menganggap serius peringatan mengungsi yang dikeluarkan Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta. Posko pengungsian di lereng selatan Gunung Merapi masih tampak sepi.

Koordinator Posko Induk Bencana Merapi Kabupaten Magelang, Moch Damil Ahmad Yan, mengatakan BPPTK Yogyakarta merekomendasikan warga segera mengungsi. Namun, dari 2.260 warga di desa sekitar lereng selatan Merapi hanya 351 orang yang mengungsi.

Wilayah yang dianggap rawan antara lain 4 dusun di Kaliurang, Yogyakarta, dan 2 dusun di Desa Kemiren, Kecamatan Srumbung, Magelang. ”Setelah ada surat BPPTK, Bupati Magelang langsung melakukan rapat koordinasi. Selanjutnya, Camat Srumbung dipanggil untuk melakukan evakuasi warga yang tinggal di dua desa itu,” kata Moch Damil Ahmad, Senin (25/10) malam.

Menurut Moch Damil Ahmad, terdapat 19 desa di Kabupaten Magelang yang masuk Kawasan Rawan bencana III. Dua desa di lereng selatan Merapi posisinya dianggap paling berbahaya.

“Kami langsung evakuasi. Namun, berdasarkan data sore tadi, yang mengungsi di dua barak pengungsian Tanjung dan Jeruk Agung, hanya 351 pengungsi. Jumlah itu sedikit,” ujar Moch Damil Ahmad.

Warga di 4 dusun di Kaliurang mencapai 1.525 orang. Sedangkan warga di 2 dusun di Desa Kemiren 774 orang. Menurut Damil Ahmad, sebagian warga masih enggan mengungsi. ”Masing-masing daerah mempunyai kearifan lokal sendiri tentang Gunung Merapi. Kami tidak berani memaksa mereka mengungsi. Pendekatan yang kami lakukan adalah pendekatan masyarakat, sehingga tidak mungkin main paksa seenaknya.”

Pawiro Sastro, warga Kaliurang, mengaku terpaksa tinggal di pengungsian. Sebenarnya nenek ini keberatan mengungsi karena harus meninggalkan ternaknya. ”Saya mengungsi karena menuruti pemerintah. Padahal, tempat tinggal saya itu aman dari Merapi. Saya disuruh mengungsi ketika pulang dari memetik cabai. Ternak saya tinggal dan diurus anak laki-laki saya,” ujarnya. (E1)



Merasa Aman, Warga Masih Enggan Mengungsi

Cukup mencengangkan, ketika instruksi mengungsi dari pemerintah tidak digubris oleh warga Kawasan Rawan Bencana (KRB) III di Klaten. Di lain pihak Pemkab sendiri setempat dinilai belum siap mengevakuasi warga, terbukti dengan minimnya logistik hingga sosialisasi ke wilayah itu.
”Pemerintah desa sudah diminta untuk mengimbau warganya mengungsi hari ini (kemarin -red) dan kami pun telah meneruskannya ke warga. Namun kenyataannya masih di rumah masing-masing,” terang Kades Sidorejo, Kecamatan Kemalang, Suroso, Senin (25/10).
Dalam imbauannya ke warga, pihaknya telah menginformasikan status Awas Gunung Merapi, namun hal itu belum cukup kuat untuk menggerakkan warganya mengungsi. Warga, kata dia, mempunyai pertimbangan lain untuk memutuskan tetap tinggal.
Namun untuk mengawalinya, warga sendiri berinisiatif menyiapkan 15 truk pasir pengangkut pengungsi. Titik pengumpulan pengungsi pun dipusatkan di balai desa setempat dan di salah satu gedung sekolah.
”Ada 2.400 warga di sini sebagai calon pengungsi. Truk pasir milik warga juga sudah siap untuk mengangkutnya dari balai desa dan SDN II sebagai titik kumpul,” terangnya, kemarin.
Pada bagian lain, keputusan warga untuk mengungsi bergantung dari imbauan langsung dari pejabat daerah. Sekretaris Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Basuki mengatakan, sedianya Bupati, Kapolres, Dandim, ataupun pejabat berpengaruh bersedia menemui warga, maka mereka pun dapat diyakinkan untuk mengungsi.
Hingga kemarin petang, warga lebih memilih mempersiapkan diri daripada mengandalkan janji dari pemerintah. Mereka telah mengemasi barang-barang dan bersiap turun gunung dengan tanda-tanda dari Merapi. ”Hasil pendataan ada 23 truk yang bersedia mengangkut kapan saja,” jelasnya.
Aktivitas warga pun menurutnya masih normal, meski pengamatan Merapi melalui ronda kian digiatkan. Perlu diketahui, Desa Balerante dan Sidorejo terletak sekitar 4 kilometer dari puncak Merapi. Keberadaan warga di desa tersebut mengancam jiwa mereka jika sewaktu-waktu Merapi meletus.
Keengganan warga untuk meninggalkan kampung halamannya untuk mengungsi, sesungguhnya dilatarbelakangi trauma atas peristiwa pengungsian tahun 2006 yang sangat merugikan warga.
Musiyem warga Deles, Kemalang, Klaten, Senin siang masih melakukan aktivitas seperti biasa. Dia tetap mencarikan rumput untuk ketiga ekor sapi piaraannya. Sapi itu telah dipiara dan dibesarkannya selama empat tahun terakhir, tepatnya pascaerupsi Merapi tahun 2006.
Saat itu seluruh warga di kampungnya dipaksa mengungsi dari rumah karena ancaman bahaya Merapi. Mereka mengungsi di tenda pengungsian yang disediakan pemerintah di lapangan Desa Dompol, Kemalang, Klaten.
Namun hingga pengungsian berakhir Desa Deles memang tidak terkena muntahan lahar, paling parah hanya terkena hujan abu. Kawasan tersebut terlindungi oleh salah satu bukit anak Merapi yang oleh warga biasa disebut Gunung Biyung Bibi. Anak gunung ibarat tameng dari bencana Merapi bagi warga Kemalang secara turun-temurun.
Padahal karena harus mengungsi dan hanya orang yang disediakan tempat pengungsian, akhirnya seluruh ternaknya dijual secara murah. Tanaman di lahan garapan juga terbengkelai karena tak dirawat.
Jawaban lebih jelas disampaikan Martono, warga dusun Pajegan, Desa Tegalmulyo, Kemalang. Pajegan adalah salah satu kawasan hunian tertinggi di lereng Merapi daerah Klaten. Lokasi hunian itu hanya berjarak 2 kilometer dari puncak Merapi. Tahun 2006 lokasi tersebut terselamatkan oleh bukit Biyung Bibi dari semburan awan panas Merapi.
Sementara itu, juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan meminta masyarakat di Kawasan Rawan Bencana III mematuhi instruksi dari pemerintah untuk segera mengungsi terkait dengan peningkatan status Gunung Merapi dari Siaga menjadi Awas. (dtc/ant/Bersambung)
Gunung Merapi merupakan bagian dari pilar penting warga Yogyakarta
Tigapuluh dua warga sekitar Gunung Merapi meninggal akibat abu panas yang menyembur dari kawah gunung berapi paling aktif di Indonesia ini pada hari Selasa (26/10) sore, padahal seharusnya korban jiwa bisa dihindari.
Letusan Gunung Merapi ini memang sudah diramalkan sejak akhir minggu ketika Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menetapkan status siaga setelah terjadi penggembungan kawah.
Media di Indonesia melaporkan status siaga ini membuat pihak berwenang memutuskan agar warga yang berada di lereng gunung itu segera mengungsi sebagai upaya mencegah jatuhnya korban.
Pada hari Senin (25/10) status Gunung Merapi ditingkatkan menjadi awas setelah penggembungan yang lebih cepat dan lebih besar daripada sehari sebelumnya, perintah yang keluar terhadap warga adalah pengungsian.
Korban yang meninggal sebenarnya bisa dihindari jika ada perencanaan
Namun, meninggalknya puluhan warga ketika gunung berapi itu meletus menunjukkan bahwa perintah untuk meninggalkan rumah tidak didengar dan diikuti oleh sebagian besar warga di Gunung Merapi.
Sejumlah warga yang sempat diwawancarai oleh BBC Indonesia dan media lain dikutip mengatakan mereka sedang melakukan aktivitas sehari-hari ketika letusan terjadi, sementara alasan mereka tidak mengungsi meski telah mendapat peringatan adalah tidak percaya peringatan itu akan terjadi karena pada tahun 2006 tidak terjadi letusan padahal mereka sudah mengungsi.
Aspek budaya
Selain itu, menurut pengajar Sosiologi Universitas Gajah Mada, Dr Mohammad Supraja, mengatakan bahwa bagi warga Gunung Merapi merupakan sumber kehidupan yang menjadi sumber nafkah mereka, mulai dari pertanian hingga peternakan.
"Secara kultural ada semacam ikatan kuat antara masyarakat di sana dengan gunung berapi itu karena mereka merasa aman dan nyaman secara ekonomis," ujar Dr Mohammad Supraja kepada BBC Indonesia.
Dengan kata lain mereka tidak bisa begitu saja meninggalkan sumber mata pencaharian yang sangat penting bagi mereka untuk tinggal di tempat pengungsian.
"Pemerintah tampaknya tidak siap dalam menampung para pengungsi ini," ujar Dr Mohammad Supraja, "Dari kesaksian keluarga Ponimin yang diwawancara bisa didengar bahwa mereka tidak mengungsi karena melihat fasilitas kamp pengungsi yang tidak bisa memberi kesempatan warga untuk menjalankan kehidupan mereka".
Lokasi yang jauh dari pusat kegiatan inti warga membuat mereka tidak bisa melanjutkan pekerjaan sehari-hari ataupun menjaga harta benda yang ditinggalkan.
Dia menambahkan seharusnya pemerintah sudah memiliki satu rencana yang lebih menyeluruh dan lebih rapih dalam menghadapi satu bencana yang secara ilmiah diketahui akan terjadi.
1. sebelum mbah maridjan meninggal, mereka setia nemenin mbah maridjan di gunung. mereka udah disuruh ngungsi tapi ga mau. makanya banyak yg tewas.
2. mereka takut kalo mereka ngungsi ga ada yg ngurusin sawah dan ternak mereka sementara pemerintah ga menjanjikan ganti rugi
3. pengungsian ga senyaman di rumah mereka masing-masing.
Banyak Tamu, Mbah Marijan Enggan Mengungsi

Sleman, CyberNews. Bila warga lereng Gunung Merapi memilih mengungsi setelah Merapi mulai bergolak, Mbah Marijan justru kian kerasan di rumahnya. Mbah Marijan, yang pada Erupsi Merapsi 2006 lalu menolak mengungsi, kali ini juga memilih tinggal.
Setiap hari, ada saja orang yang bertandang ke rumah Mhah Marijan di Dusun Kinahrejo, Desa Umbulharjo, Kecamatan Cangkringan, Sleman, Yogyakarta. Hal itu membuat Marijan merasa harus tinggal di rumah. “Kulo niki sampun krasan teng mriki, mengke nek wonten tamu mriki, kecelek menawi kulo kesah. (saya di sini (di rumah) kerasan. Nanti kalau ada tamu ke sini malah kecele kalau saya pergi,” kata Mbah Maridjan, Selasa (26/10).
Meski demikian, Mbah Maridjan tidak mempersoalkan jika warga yang tinggal di sekitarnya pergi mengungsi menyusul peningkatan status Merapi menjadi awas. Mbah Maridjan bahkan meminta masyarakat di Kawasan Rawan Bencana (KRB) III mematuhi instruksi dari pemerintah untuk segera mengungsi.
menurut pandangan pribadi Mbah Maridjan, kondisi Gunung Merapi saat ini masih belum apa-apa.
Dengan cara seperti itu pun masih banyak di antaranya yang tetap bertahan, dengan berbagai alasan yang mereka sampaikan. Terlebih salah satu sesepuh yang mereka anggap sebagai juru kunci Merapi ketika itu masih mengatakan bahwa Kyaine (sebutan merapi ala Mbah Marijan) tidak apa-apa dan hanya bernapas serta dhehem-dhehem saja.
Ternyata apa yang diramalkan pihak yang berwenang kali ini benar adanya. Pada hari Selasa, tanggal 26 Oktober 2010 Merapi benar-benar meletus. Banyak korban yang lukaluka bahkan meninggal dunia. Banyak pula di antaranya yang menderita sesak napas sebagai akibat debu vulkanik, bahkan satu bayi meninggal dunia akibat debu vulkanik tersebut.
Meski sementara ini Merapi tampak beristirahat, namun penduduk baik yang berada di wilayah Jawa Tengah (Jateng) ataupun Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), merasa bingung, was-was, dan ketakutan ketika mereka memperoleh berbagai informasi serta melihat gejala peningkatan aktivitas gunung Merapi, terlebih ketika menyaksikan gunung Merapi meletus dan membawa banyak korban jiwa.
Berbagai informasi yang telah mereka peroleh sebelumnya, baik lewat media massa, dari aparat, ataupun komunikasi gethok tular yang sebelumnya sering mereka abaikan, sekarang menjadi kenyataan.
Sebelum Merapi meletus, sebenarnya berbagai penjelasan dari aparat yang berwenang pun telah mereka terima. Bahkan banyak di antara mereka yang telah menuruti saran untuk mengungsi ke tempattempat pengungsian yang disediakan, meski gejala terakhir menunjukkan banyak di antara mereka yang ingin kembali ke kampung halaman dengan berbagai alasan.
Kebanyakan yang masih memilih bertahan yakin bahwa mereka masih merasa aman, terlebih sesepuh mereka ketika itu mengisyaratkan aman. Mungkin, mereka baru akan mengungsi setelah memperoleh aba-aba dari sesepuh seperti Mbah Marijan, serta ada pula yang menunggu wangsit dari penunggu goib dari Merapi. Banyak pula di antaranya mungkin juga berpendapat toh ramalan ilmiah yang mereka sering dengar ketika itu juga belum terbukti, seperti tahun-tahun sebelumnya.
Setelah melihat kenyataan Merapi akhirnya meletus dan membawa banyak korban, maka pertanyaannya, mengapa sebahagian penduduk lereng merapi memilih bertahan dan yang semula telah mengungsi juga banyak yang ingin kembali dengan berbagai alasan, padahal gejala alam yang ditunjukkan Merapi ketika itu makin mengkhawatirkan?
Adakah jalan keluar yang baik sekaligus akan dituruti penduduk lereng merapi di masa yang akan datang, sehingga bila Merapi benar-benar meletus seperti yang baru saja terjadi, maka korban manusia bisa seminim mungkin atau bahkan tidak ada?
Kepastian
Melihat gejala masih banyaknya penduduk yang memilih bertahan dan yang meninggalkan pengungsian kembali ke kampung halaman dengan berbagam alasan, bila kita lihat dari sisi komunikasi tampaknya hal tersebut disebabkan oleh ketidakpastian (enthropy) kapan Merapi akan meletus. Bila dikaitkandengan Teori Enthropy yang menyebutkan bahwa informasi akan dianggap informatif bila mampu menghilangkan ketidakpastian, tampaknya pada kasus gejala akan meletusnya Merapi hal tersebut akan sangat sulit diwujudkan.
Kenyataan telah menunjukkan kondisi alam Merapi masih berubahrubah. Berbagai ramalan yang selama ini telah banyak terlontar baik lewat media ataupun komunikasi lainnya ketika itu juga belum terbukti.
Padahal banyak para ahli sosiologi yang menyebutkan bahwa masyarakat akan lari ke sesuatu yang berkait dengan masalah gaib/mistik, bila mereka sedang menghadapi ketidakpastian, termasuk tentang kapan Merapi akan meletus, seberapa besar letusannya, termasuk wilayah yang terkena dampaknya.
Melihat gejala ini, tak mengherankan bila masih ada penduduk yang tinggal di wilayah tertentu yang jelas sangat rawan bahaya, memilih bertahan, karena mereka merasa yakin bahwa dampak letusan tidak akan menimpa wilayah mereka. Celakanya, ketika banyak di antara mereka yang telah mau mengungsi, mungkin mereka merasa pelayanan yang diterima kurang memadai, sehingga mereka menjadi jenuh dan banyak di antaranya yang ingin kembali pulang.
Karena ketidakpastian, pelayanan, dan kejenuhan itu tampaknya yang jadi masalah, maka di masa yang akan datang pihak yang berwenang hendaknya memfokuskan perhatian untuk bisa mengatasi hal tersebut. Kita yakin bahwa pihak yang berwenang tentu menginginkan minimnya jumlah korban bila sampai Merapi benar-benar meletus seperti yang terjadi belum lama ini. Penduduk lereng Merapi pun sebenarnya juga berkeinginan demikian.
Karena itu jalan bijaksana yang harus diupayakan pihak berwenang adalah menyediakan sarana serta prasarana yang memadai. Ke depan, jangan lagi terdengar masyarakat terpaksa secara swadaya memnperbaiki jalur evakuasi yang rusak misalnya.
Begitu pula dengan tempat pengungsian yang memadai, sekaligus memberikan kegiatan terhadap para pengungsi, agar mereka tidak merasa jenuh. Ini perlu dilakukan dengan serius, mengingat pengungsi Merapi akan tinggal di pengungsian dalam waktu yang lama, setidaknya sejak Merapi belum meletus, hingga setelah meletus.
Melalui kerjasama dengan media massa serta berbagai pihak secara terpadu, maka informasi yang diterima penduduk lereng merapi dapat disaring. Ini penting mengingat bila setiap informasi dibiarkan masuk sehingga banyak yang tumpang tindih bahkan saling bertentangan, akan membingungkan masyarakat sekaligus menyebabkan munculnya ketidakpastian.
Selain itu, perlu dilakukan pendekatan dengan para sesepuh yang dianggap menjadi panutan penduduk, selanjutnya kepada mereka diajak dialog dengan menggunakan bahasa serta budaya beserta keyakinan yang mereka miliki, sehingga diharapkan akan tercapai kesepahaman, terutama menyangkut keselamatan jiwa penduduk. Ini perlu dilakukan, karena sebenarnya tujuan antara pihak berwenang dengan para sesepuh itu sama yaitu keselamatan dan kesejahteraan penduduk.
Mungkin saja selama ini bahasa birokratis dan ilmiah yang banyak digunakan, sehingga sangat sulit dimengerti oleh para sesepuh, sehingga seolah mereka terkesan abai, padahal sebenarnya bukan demikian yang dikehendaki para sesepuh tersebut. Karena itu komunikasi manusiawi dengan memanfaatkan bahasa budaya, diharapkan akan mampu menghilangkan stereo types sekaligus prejudice di antara ke dua belah pihak karena tujuannya sebenarnya sama.
Kita lalu ingat berbagai program pemerintah yang pernah dilakukan bersama-sama dengan para pemuka masyarakat, seperti transmigrasi bedhol desa yang ada di Watukelir ketika waduk Gajah Mungkur akan dibangun, yang berhasil mengatasi keengganan masyarakat untuk bertransmigrasi, karena kelekatan baik dengan tanah kelahiran ataupun dengan para sesepuh desanya.
Meski tidak mungkin sama, karena kasusnya sangat berbeda, namun setidaknya hal semacam itu pantas kita pikirkan. Kejelasan serta kelengkapan informasi yang diterima penduduk, dukungan para sesepuh, serta tersedianya sarana dan prasarana yang memadai di tempat pengungsian, tampaknya merupakan alternatif yang memadai, sehingga penduduk lereng Merapi akan terpandu menuju sebuah solusi yang aman, nyaman, sekaligus terhindar dari menjadi korban yang siasia.





















DAFTAR RESENSI :















                                    

Minggu, 10 Oktober 2010

in relathionsip with :)

Pernah kebayang ga dalam diri kalian ngerasain yang namanya love at the first sight ? Perasaan yang dimana saat lo rasain itu lo langsung bisa yakinin kalo lo mencintai orang yang lo pandangin itu ? Jujur gue sama sekali belum pernah dan ga percaya sama yang namanya hal macem itu tapi itu dulu sebelum gue ketemu sama satu cewe yang bisa buat gue ngerubah pandangan gue terhadap hal itu, ya dia itu cewe yang gue sayang dan gue cinta banget saat ini “ JKD “ itulah singkatan namanya 
Ahhh iya hampir lupa sedikit kisah gue mau memprkenalkan diri gue dan mau sedikit bercerita tentang pengalaman yang gue dapet itu, yah mungkin dari beberapa ratus juta triliun umat manusia di dunia pernah merasakannya, tapi ini kejadian langka sih buat gue jadi sedikit berbagi gpp lah  hehehe
Nama gue Galih Herniawan tapi biasa dipanggil Galih atau sahabt karib gue biasa panggil gue ‘ ONTA ‘ yah mungkin karena gue yang masih keturunan pakistan kali yah makanya gue suka dipanggil gitu. Gue baru lulus tahun ini, tahun 2010 ini dan sekarang status gue pengacara ( pengangguran banyak acara ) hihi. Tapi jangan salah gini – gini gue mantan KETUA OSIS di SMA gue dulu, jadi biar pengangguran gue masih ada tittle sedikit lah :p hehehe.
Aktifitas gue sekarang cuma main-main aja bareng temen gue sambil nunggu waktu sampe gue dipanggil untuk masuk universitas, sekedar informasi aja gue itu sebenrnya udah diterima di salah satu perguruan tinggi negeri di jogja Cuma sayang fakultas dan jurusannya ga sesuai sama yang gue mau -_- Gue itu jojoba ( jomblo-jomblo yang kadang bahagia )  hehehehe
Gue udah ngejomblo hampir 3 bulan tapi udah lewat dua bulanan lah ( ngerti ga tuh ) bukannya ga mau cari pacar lagi sih cuma gue masih ada traumatik sama cewe apalagi terakhir gue pacaran itu aura putusnya gaenak banget, hahaha. Simpel aja yah itu semua tapi ilang dan sirna gitu aja saat gue kenal dan ketemu sama salah satu cewe yang bisa buat gue balik lagi berubah pandangan sama cewe – cewe jaman sekarang yah kaya yang gue bilang tadi gue ngerasain hal yang selama ini gue anggep mustahil tapi jadi nyata dan menjadi kenyataan lah dalam hidup gue sampe sekarang  emang sih gue sempet ngejalanin hubungan sama satu cewe sebelum akhirnya gue sama dia, tapi akhirnya itu kandas lagi karena cewe itu cuma mau bales dendam sama sahabat gue yang nyakitin dia.
Oke kayaknya udah cukup yah ceritanya buat hal yang ga seharusnya dibahas nanti malah ceritanya menyimpang :p hehehehe. Langsung aja kita mulai deh tentang cerita gue 
Sekitar pertengahan Mei menuju awal juni tepatnya cerita gue ini dimulai, diawali dengan kebiasaan gue nongkrong sama temen-temen gue di teebox salah satu cafe sederhana di Harapan Indah deket sama tempat gue tinggal. Waktu itu status gue masih JOMBLO tapi bukan berarti gue single tok kok, gue saat itu lagi deket sama beberapa cewe yang gue pengen seleksi yah ga perlu gue sebut lah namanya. Waktu itu gue lagi sakit mata,infeksi karna selaput mata gue ada yang robek ( ga penting sih ) Cuma gpp lah biar seru sedikit. Singkatnya pas lagi nongkrong disana ada sahabat gue yang bawa cewenya sahabat gue itu Ryan nah kalo cewenya namanjya Jelita, cewenya sahabat gue itu dapet telfon dari kakanya katanya mau main kesini juga bareng gue sama anak – anak yang lain. Dasarnya sih gue cuek banget tapi disaat itu juga gue aga sedikit penasaran soalnya Jelita bilang kan kakanya lagi single tuh jadi yah gue jadi aga tergerak juga buat kenalan.
Ga lama dari situ datenglah kakanya yang gue liat dia bertiga sama temen-temennya, gue ga bisa liat jelas soalnya mata gue aga sakit kan. Jelita langsung nyamperin kakanya yang waktu itu duduknya didalem ( sekedar tau kalo di teebox ada yang outdoor sama indoor ) awalnya gue gamau tapi dengan sedikit trik gue iseng aja minjem hape si ryan. Pas ryan sama jeje masuk kedalem barulah gue spik kembaliin hp nya Ryan kedalem dan disitulah gue kenalan yang entah apa gue juga bingung mungkin ada peri-peri tinkerbell kalo di barbie yang lewat didepan hati sama otak gue “ JELLYA “ nama yang masuk dan langsung ngelekat di hati gue saat itu. Berlaga tetep stay cool biar saat itu sebenrnya gue bingung kenapa gue bisa deg-degan gitu kenalan sama cewe tapi jujur gue kena jeratan ‘ CINTA PANDANGAN PERTAMA ‘ mungkin yah. Selama disitu gue berlaga untuk cuek dan biasa aja tapi tetep curi-curi pandang sama kakanya jeje itu biar dia ga liat gue sih :p hehehehe kejadiannya terus deh sampe akhirnya jam 10 malem kita pada pulang
Seminggu setelahnya gue mulai terus kepikiran sama ‘ Jellya ‘ cewe yang baru gue kenal tapi udah bisa bikin gue deg-degan, saking penasarannya mulailah satu persatu cewe yang awalnya deket sama gue ilang gitu aja, tersisih lah istilahnya  Ga lama dari situ gue mulailah cari tau tantang dia lewat jeje gimana sikapnya, gimana tingkah lakunya, gimana orangnya tapi tetep aja semua penjelasan jeje ga ada yang masuk karena gue tipikal orang yang lebih suka ngebuktiin langsung daripada harus lewat orang lain. Okelah waktu lagi jalan bareng rame-rame dan disitu juga ada jeje gue mulai aja beraniin diri buat nanya nomor hape ‘ Jellya ‘ caranya lucu lagi gue nyuruh jeje buat pura-pura spik sms ke dia pake nomor gue tapi, awalnya emang jeje smsan sama dia tapi yah biasa namanya banyak jalan menuju JEPANG yah dari situ gue lanjut deh smsan sama dia tapi tetep pake nama gue, ga gentle yah ? ahh tapi biarin deh abis kata si jeje “ Jellya “ itu sikapnya aga kurang terbuka. Singkatnya dari awal rancana itulah gue mulai kenal dan smsan sama dia, gue mulai suka bercandain dia mulai tanya-tanya tentang pribadinya dia emang sih hampir 88% nya ditanggepin cuek sama dia Cuma yah namanya perasaan siapa sih yang bisa nentang yaudahlah gue terus aja berusaha  adalah sekitar dua minggu udah gue kenal dia, sampe akhirnya waktu itu bulan Juni gue denger katanya dia jadi salah satu SPG di perusahaan teh gitu.
Sekitar pertengahan Juni tepatnya sih waktu ultah gue tanggal 25 ( promosi ) gue dapet kabar kalo ternyata ‘ Jellya ‘ itu udah pacaran dan tau ga saat itu gue bener-bener drop dan mau nyerah gitu aja, iyalah secara gue juga tau kalo dia itu anti berondong jadi ga ada lagi kemungkinan banget buat gue. Saat itu gue sempet berhenti buat dapetin dia nah saat itu juga adalah Marrisa mantan sahabat gue yang baik banget sama gue dia bantu gue untuk ‘UP’ deh dan saat itu gue juga ngerasa aga sedikit nyaman sama dia tapi sebelum tau maksud dia sebenernya. Nah ga lama dari situ gue dapet panggilan lah dari salah satu perguruan tinggi negeri di Surabaya gue keterima disana, dan berangkatlah gue kesana oiya waktu itu hampir Juni akhir setelah ulang tahun gue. Sebelum berangkat gue sempet akhirnya mencoba untuk jadian sama Marrisa ini tapi itu ga lama, saat gue di Surabaya ternyata diem-diem dia udah jadian sama orang lain dan itupun gue tau dari fb -,- sampe saat gue pulang lagi ke Bekasi gue langsung tanyain dan dia bilang Cuma mau bales dendam sama sahabat gue padahal mah ga ngaruh sama sekali. Harusnya sakit tapi gue sama sekali ga ngerasain apapun tapi gue malah lebih sakit waktu denger kalo ‘Jellya’udah punya pacar, saat itu gue udah mutusin buat kuliah aja di Surabaya tapi ga lama dari itu jeje bilang sama gue kalo ‘Jellya’ udah putus sama mantannya dan gue saat itu juga ngerasa punya semangat lagi buat nerusin perjuangan gue  dari situ gue mulailah lagi untuk ngedeketin dia, emang sih gue balik jadi canggung lagi Cuma anenhnya sekarang ini dia aga lebih nanggepin setiap pertanyaan gue dan yang lebih gue kaget lagi waktu dia ngajak gue main ke PRJ tempat dia jadi SPG waktu itu  Kebayang ga sih senengnya gue kaya gimana, tapiiiii !!!!! ini masih ada tapinya, lagi-lagi kali ini gue denger dari Ryan kalo dia udah punya pacar lagi, entah kenapa yang harusnya gue down tapi itu sama sekali ga berpengaruh emang sih gue sempet yang jadi yah udahlah Cuma di hati gue masih terus nyemangatin buat tetep percaya kalo gue bisa gitu untuk ngedapetin hatinya dia biar siapapun saingannya.
Ada sekitar seminggu gue mantepin hati dan pertengahan Juli waktu gue mau sms dia tiba-tiba ada sms dan saat gue liat ‘Jellya’ dia sms gue dan bilang ‘wooy kemana aja lo ?’, waaaw saat itu panik, kaget, seneng campur aduk deh rasanya. Langsung gue buru-buru bales dan bilang sama dia kalo selama ini gue ga ada pulsa, hari itu juga kecanggungan gue sama dia hilang gitu aja. Gue iseng awalnya tapi gue beraniin aja bilang ke dia gini ‘eh yang udah punya pacar lain deh sekarang !’ gila kan tapi ahh bodo amat namanya juga gue cemburu :p dan gue juga pengen tau kebenarannya. Ga lama dia bales terus bilang ‘siapa bilang ? orang gue masih menjada kok’ ,waaaa shock gue tapi itu secara ga langsung lampu hijau kan buat gue  dari situlah gue mulai berani buat deketin dia dari mulai aga nyinggung-nyinggung perasaan gue ke dia sampe gue bilang gue mau pd kate sama dia dan akhirnya yang paling gokil gue bilang sayang sama dia.
Dua minggu udah berjalan dan waktu itu udah hampir bulan puasa awal Agustus gue beraniin diri ngajakin dia jalan bodo amat mau gimana nanti yang penting gue mau mastiin sikap dia dan gue ga salah pilih ( sekedar informasi gue suka banget nilai cewe itu sikapnya ), yah dan akhirnya tanggal 2 Agustus gue jalan sama dia, gue nonton sama dia dan saat itu gue kaya dirasukin apa gatau gue kaya pengen banget terus ngelindungin dia dan tanpa sadar gue berani narik tangan dia dan ngerangkul dia, gila kan padahal gatau bakal diapain kalo sampe dia marah tapi perasaan gue tetep ngeyakinin gue  Selesai nonton gue makan sama dia dan waktu itu gue tanya sama dia mau kemana dan dia bilang terserah gue dan dengan berani gue nawarin diri buat foto bareng dia, sumpah entah gue udah bener-bener sinting apa gimana tapi ahh bodo amatlah yang penting dia nya setuju biar deg-degan setengah mampus gue  hari itu bener-bener buat gue yakin sama keputusan gue buat jadiin dia pemilik hati gue yang baru. Setelah anter dia balik gue lanjut deh tuh sms dia, gue mulai aga sedikit nunjukin kalo gue sayang sama dia. Gue buat satu lukisan nama dia dan beberapa kata sayang buat dia di tembok kamar gue terus gue foto supaya dia bisa liat nanti dan sebenernya ini juga pembuktian ke dia kalo gue sayang sama dia.
5 Agustus 2010 entah apa juga yang ngerasukin gue lagi tapi disitu gue buat rencana untuk ngajak dia lari pagi dan sekedar lari pagi aja ga ada yang lebih, sampe akhirnya dia sepakat mau nemenin gue lari pagi besok. Oke singkatnya hari itu tanggal 6 Agustus 2010 gue udah siap buat lari pagi sesuai yang udah dijanjiin kan dan gue mulailah jalan, tapi ada sedikit kendala yang ternyata dia ngaret :p hahahaha maklumlah namanya juga cewe  yaudah ada sekitar hampir satu jam nunggu akhirnya dia dateng, entah kenapa gue ga bisa berhehenti deg-degan pas sama dia. Ada sekitar setengah jam gue lari keliling-keliling sama dia dan disitu gue kagum aja sama dia ga tau kenapa, abis lari gue sama dia mau cari makanan awalnya bingung mau makan dimana abisnya tutup semua sampe akhirnya kita makan bubur deh meskipun dia ga terlalu suka sama bubur tapi dia bela-belain mau makan bubur buat gue 
Nah terjadilah sebuah klimaks disini tanpa ada perencanaan sama sekali, waktu itu gue kasih liat dia foto gambar-gambar yang gue coret di dinding gue dan entah kenapa saat itu mulut gue mendesak maksa buat bilang ‘ Jellya gue serius suka dan sayang sama lo ‘ ga romantis tapi buat gue itu keberanian dan romantis karena tanpa perencanaan sama sekali. Selesai bayar gue kerumah gue pengen ambil motor buat anter dia balik dan di sepanjang jalan juga gue mastiin ke dia kalo gue itu bener-bener suka dan sayang sama dia, biar dia aga mungkin kaget yah tapi sepanjang perjalanan dia pulang gue tetep mastiin dan sampe didepan rumah dia gue Cuma bilang ‘ gue tunggu yah jawabannya ‘. Gila itu yang gue pikir dan gag tau kenapa dari sejak gue ngomong itu sama dia gue terus-terusan ngerasain deg-degan yang ga bisa berhenti, gue masih terus smsan sama dia dan sampe waktu gue buka fb muncul hal gila lagi, gue dengan pedenya ganti status relathionsip gue dan gue masukin nama ‘ Jellya Delvi ‘ dikolom itu dan gue send untuk tunggu di accept sama dia. Dengan pd nya gue sms gini ke dia ‘ nanti kalo kamu terima aku kamu terima yah status relathionshipnya, tapi kalo engga kamu tolak ‘ ituu aja yang bisa gue bilang.
Idiot pasti kalo bisa dibilang gue saat itu dari sejak itu deg-degan gue ga bisa ilang dan dengen tolol polosnya lagi gue sms dia begini ‘ sumpah masih deg-degan banget sampe sekarang ‘ jelas aja langsung dibales sama dia ‘ ahh masa sih masih deg-degan ? bohong kali tuh :p ‘ sumpah panik sendiri dia nanggepinnya begitu tapi gue yakinin dia aja dengan segenap kemampuan jiwa, raga dan upaya yang gue rasa bisa membuahkan sebuah hasil yang orisinil dan dinamis dan percaya diri ( alah ) hehehehehe, ga gue Cuma sms ke dia begini ‘ ihh serius tau orang beneran deg-degan banget ini ‘ dan tetooot dari terakhir gue sms dia sama sekali ga bales lagi.
Bingung ga sih dari terakhir gue smsan sama dia tuh jam 3 sore tapi sampe jam 9 malem dia ga ada kabar, saat itu gue udah ngerasa yaudah lah palingan gue ditolak abis gue terlalu pd sih sampe akhirnya jam 9.42 malem ada sms dan lo tau apa ? itu sms dari Jellya. Deg-degan tapi gue beraniin baca dan isinya ‘ eh maaf yah nanti kalo buka fb ada yang nyakitin  ‘ sejenak gue bingung tapi gue langsung sadar dan buru-buru buka fb pengen liat jawaban apa yang bakal gue pilih dan Cuma dalam hitungan detik saat gue liat status relathionship gue tau apa yang gue liat ?
“ GALIH HERNIAWAN IS IN RELATHIONSIP WITH JELLYA DELVI “ astaggaaaaaaa bahagia bener hidup gue langsung aja gue sujud sukur beneran ga dilebih-lebihin kok  langsung tuh gue sms dia begini ‘ eh itu bener tuh diterima ? sumpah ga bercanda kan ?’.
awalnya dia Cuma bales gini ‘ hah diterima apanya ?’.
Saking senengnya gue masa bodo dan dengan pd ( selalu ) gue bales aja gini ‘ itu status relathionsip nya , ahh berarti kita jadian dong makasih yah sayang aku seneng banget aku janji ga bakal aku sia-siain deh  ‘ yah biar gue seneng macem apa tetep aja dia Cuma balesnya singkat ‘ hahahaha dasar anak kecil, iya sama-sama yah ‘

Yah mulai dari situ lah sampe sekarang kisah tentang percintaan gue yang tadinya amat sangat ga percaya kekuatan “LOVE AT THE FIRST SIGHT” akhirnya gue harus merasakan dan bener-bener terjerat, tapi gue ga menyesal kok karena jujur aja ini pertama kalinya gue ngerasain jatuh cinta kaya gitu yang biar kaya apapun gue bener-bener ga bisa Cuma sembarangan suka aja tapi bener-bener diuji rasa sayang dan suka kita itu kaya gimana . Dan dari istri gue ini JELLYA KRESNA DELVI gue dapetin apa yang selama ini gue cari, sikap, perilaku, tindakan dan terlebih gue dapet satu kelebihan kecantikannya bener-bener buat gue CINTA sama dia . Yah itulah secara singkat cerita tentang kisah percintaan gue, buat lo semua yang pernah ngerasain hal itu pasti berpikiran sama kaya gue kalo cinta yang sepenuhnya itu halangannya banyak banget tapi selama kita percaya pasti bakalan selalu ada jalannya  buat pembaca silahkan deh berpikir menurut keyakinannya sendiri 