10aal yang perlu diperhatikan dari indonesia
Kemacetan,pengganguran/tenaga kerja,korupsi,birokrasi,pendidikan,polusi,
Sampah,gizi buruk,populasi,kejahatan/kriminal
1. Kemacetan
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan. Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan jalan dengan kepadatan penduduk
§ Terjadi kecelakaan lalu-lintas sehingga terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum disingkirkan dari jalur lalu lintas,
Data Polda Metro menunjukkan, pada 2007 jumlah mobil dan motor di Jakarta, masing-masing 2,2 juta dan 3,5 juta unit.
Sepanjang 2002-2007, jumlah motor di Jakarta rata-rata naik 300 ribu unit per tahun atau 897 unit per hari. Jumlah itu empat kali lipat dibandingkan pertumbuhan mobil sebesar 80 ribu unit per tahun atau 220 unit per hari. “Jumlah motor bertambah seperti kucing beranak pinak,” kata Fauzi Bowo.
Sepanjang 2002-2007, jumlah motor di Jakarta rata-rata naik 300 ribu unit per tahun atau 897 unit per hari. Jumlah itu empat kali lipat dibandingkan pertumbuhan mobil sebesar 80 ribu unit per tahun atau 220 unit per hari. “Jumlah motor bertambah seperti kucing beranak pinak,” kata Fauzi Bowo.
2. pengangguran/tenaga kerja
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak
Pada tahun 2006 Indonesia mencapai peringkat 133 dengan tingkat pengangguran 12,50%
Badan Pusat Statistik (BPS) merilis, tingkat pegangguran terbuka (TPT) di Indonesia pada Februari 2010 tercatat mencapai 7,41% atau sebesar 8,59 juta. TPT tercatat mengalami penurunan dibandingkan Agustus 2009 yang sebesar 7,87% dan Februari 2009 sebesar 8,14%.
"Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2010 mencapai 116 juta orang atau bertambah 2,17 juta orang dibandingkan angkata kerja Agustus 2009 sebesar 113,83 juta orang," katanya kepada pers di Jakarta, Senin (10/5).
Dia mengutarakan jumlah penduduk yang bekerja di Indonesia pada Februari 2010 tercatat mencapai 107,41 juta orang atau bertambah 2,54 juta orang dibandingkan Agustus 2009 sebesar 104,87 juta.
3. Korupsi
korupsi adalah perilaku pejabat publik, baik politikus|politisi maupun pegawai negeri, yang secara tidak wajar dan tidak legal memperkaya diri atau memperkaya mereka yang dekat dengannya, dengan menyalahgunakan kekuasaan publik yang dipercayakan kepada mereka.
Indeks persepsi korupsi Indonesia menempati posisi kelima dari 10 negara ASEAN. Tahun 2009 berdasarkan Transparency International Indonesia (TII), skor Indonesia mencapai 2,8 atau naik dari tahun lalu sebesar 2,6.
4. Birokrasi
Birokrasi diartikan sebagai suatu organisasi yang memiliki rantai komando dengan bentuk piramida, dimana lebih banyak orang berada ditingkat bawah dari pada tingkat atas, biasanya ditemui pada instansi yang sifatnya administratif maupun militer.
Memburuknya kualitas birokrasi di Indonesia ini tercermin dari meningkatnya skor birokrasi dan red tapesdibandingkan tahun sebelumnya, yakni dari 7,44 menjadi 8,33 (semakin besar skor, semakin buruk kualitas birokrasi-Red). Dengan skor ini, dari 14 negara yang disurvei
5. Pendidikan
Nasib anak-anak putus sekolah teramat mengkuatirkan. Mereka yang seharusnya bisa mengecap ilmu pengetahuan malah mesti terpuruk lantaran miskin. Guna mengetahui data mereka, petugas sensus menggelar sidak di Kecamatan Simokerto, Surabaya, Jawa Timur,
Sidak ini juga berkaitan dengan pendataan siswa menjelang tahun ajaran baru 2010-2011. Hasilnya, sebanyak 78 anak tidak melanjutkan pendidikan. Selain itu, puluhan kepala keluarga di kecamatan tersebut juga mengaku tidak mampu membiayai anak mereka.
Sidak ini juga berkaitan dengan pendataan siswa menjelang tahun ajaran baru 2010-2011. Hasilnya, sebanyak 78 anak tidak melanjutkan pendidikan. Selain itu, puluhan kepala keluarga di kecamatan tersebut juga mengaku tidak mampu membiayai anak mereka.
6. Polusi
polusi di Indonesia semakin memprihatinkan. Bahkan salah satu studi melaporkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat polusi tertinggi ketiga di dunia. World Bank juga menempatkan Jakarta menjadi salah satu kota dengan kadar polutan/partikulat tertinggi setelah Beijing, New Delhi dan Mexico City
7. Sampah
Sampah Indonesia Tiap Hari Capai 200 Ribu Ton
ondisi sampah di Jakarta bila kita lihat komposisinya, sumber sampah berasal dari: industri 8,97%, perkantoran 27,35%, sekolah 5,32%, pasar 4%, pemukiman 52,97%, lainnya 1,4%. Volume timbunan sampah di DKI Jakarta adalah 29.676,24 M3 atau 6.594,72 ton/hari; Dengan program 3R hingga tahun 2009 tingkat keberhasilannya untuk mereduksi sampah 7% dari total volume timbunan sampah, dan diharapkan target 2012 bisa mereduksi sampah sebesar 12%-15%.
8. Gizi buruk
Dalam konfrensi pers yang diselenggarakan oleh Koalisi untuk Indonesia Sehat mengenai kampanye "Pentingnya Gizi Anak" dr. Dini Latief MSc, dari Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat, Depkeskesos mengatakan, meski prevalensi gizi buruk sudah menurun, dari 8,1 persen dari 1,7 juta balita yang menderita gizi kurang pada tahun 1999 menjadi 7,5 persen pada tahun 2000 berdasarkan survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) namun jumlah nominalnya masih terhitung tinggi, yaitu 160.000 balita. Jumlah itu belum termasuk anak-anak yang menderita kekurangan gizi mikro, yaitu zat besi, yodium dan vitamin A yang menyebabkan kekeringan selaput ikat mata karena kekurangan vitamin A.
9. Populasi
Badan Pusat Statistik (BPS) memperkirakan, jumlah penduduk Indonesia akan mencapai 231 juta orang, atau naik 29 juta orang ketimbang hasil pendataan Sensus Penduduk 2000 lalu yang tercatat sebanyak 202 juta orang
ika KB tidak digenjot lagi, jumlah penduduk Indonesia pada 2025 mendatang akan lebih dari 263 juta
10. Kriminal/kejahatan
Tingkat kejahatan di Indonesia meningkat dibanding tahun lalu. "Namun, peningkatannya tidak terlalu mencolok," ujar Kapolri Jenderal Polisi Da’i Bachtiar dalam jumpa pers akhir tahun, Jumat (31/12).
Tahun ini, diprediksikan kejahatan yang terjadi sekitar 209.673 kasus, sedangkan tahun lalu 196.931 kasus. Persentase penyelesaian kasus, menurut Kapolri, masih sama karena berkisar pada 55 persen dibandingkan dengan tahun lalusebesar 56 persen.
Menurut Da’i, rata-rata potensi orang terkena kejahatan sama dalam 3 tahun terakhir, yaitu 86 orang per 100.000 penduduk pertahun.
Tahun ini, diprediksikan kejahatan yang terjadi sekitar 209.673 kasus, sedangkan tahun lalu 196.931 kasus. Persentase penyelesaian kasus, menurut Kapolri, masih sama karena berkisar pada 55 persen dibandingkan dengan tahun lalusebesar 56 persen.
Menurut Da’i, rata-rata potensi orang terkena kejahatan sama dalam 3 tahun terakhir, yaitu 86 orang per 100.000 penduduk pertahun.